Rabu, 20 Desember 2017

ISBAT DAN HADF ALIF SURAT AL FATIHAH 2



 Isbat (Menetapkan) dan Hadf (Membuang) Alif- Surat Al Fatihah dalam Rujukan Para Ulama Rasm 

2.kalimat Saikhoni sepakat atas Hadfnya Alif pada kalimat ini, Imam Abu Dawud menyatakan dalam Muhtasor bahwa Ahli Amsor sepakat atas hadfnya penulisan alif antara huruf “Ain” dan “Lam” dalam kalimat Al-Aalamin, dan juga semua Jama’salim dengan Mulhaqnya ( baik Muanats atau Mudzakar), dalam Al-Muqni Imam Addani juga menyebutkan demikian atas sepakatnya semua mushaf dalam hadf alif pada kalimat ini, dari semua Mulhaqnya, karena banyaknya  penggunaan kalimat tersebut  dalam al-quran dan yang serupa dengan kalimat-kalimat itu, Imam Addani menambahkan terkait Jama’ Salim bahwa pada Jama’ Muanats, kebanyakan penulisannnya di hadf Alif-nya karena berfungsi litsiqol(beratnya pengucapan ), sementara kebanyakan Mudzakar Salim dengan Isbat Alif sebagaimana mushaf-mushaf penduduk Madinah dan Iraq terdahulu. juga ada perbedaan dari kedua Imam ini terkait Jama Mudzkar Salim yaitu ada sekitar 10 kalimat Jama Mudzakar yang terjadi perbedaan yaitu kalimat At-tawaabin ,Attaa-ibuun, As-saa-ihuun, As-soo-imiin, As-soo-mituun   Az-zaa-hidiin, Maa-kisiin, Mutasaa-kisuun, Baa-rizuun, Kaa-dimiin, Bibaalighihihi, Al-Ghoo-wiin, Al-khoo-tiin,-Daa-khiriin,-Al Aa-duun,  Soo-lihul Mu’miniin.   Imam Addani Mengisbat Alif sementara Imam Abu Dawud Menghadfnya. kalimat-kalimat ini akan di bahas pada bab dan surat selanjutnya.

Jadi dalam mushaf Madinah dan Mushaf Standar Depag sepakat atas hadfnya penulisan alif pada kalimat Al-Aalamiin ini.

3.Kalimat /
Kalimat Sirooto ini dalam al-quran berjumlah 45 baik dalam keadaan Ma’rifah atau Nakiroh .
Imam Abu Dawud dalam kitabanya Muhtasor Tabyiin Lihijail Tanziil mengatakan bahwa sebagian mushaf-mushaf ustmani yang ada kata Siroot ini ditulis dengan hadf alif (tidak memakai alif) antara huruf ‘’Ra’’ dan Tho’’ dimanapun letak dan keberadaannnya baik dalam keadaan Nakiroh atau Ma’rifat dan sebagian lagi ditulis dengan Isbat Alif ( memakai Alif) dan cara keduanya hasan ( baik ) dan saya ( Imam Abu Dawud lebih memilih dengan hadf alif ( membuang alif).

Menurut Imam Abu Amr Addani dalam Al-Muqni bahwa penulisan sirot ini dituis dengan isbat alif ( menetapkan penulisan alif antara huruf “Ra” dan “Tho”, dengan wazan dari 7 wazan yaitu dengan wazan Fi-Aalun, secara umum menurut Madzhab Imam Abu Amr Ad-dani bahwa kalimat-kalimat yang didiamkan pembahasannya dalam Al-Muqni maka kembali mengikuti wazan sorof yang 7 (dalam hal ini Isbat adanya).sebagaimana para pensyarah menyatakan akan hal itu. seperti  al Wasilah oleh Imam As Sakhowi, Al Jamilah oleh Imam Al Ja’bari, Talhis Al Fawaid oleh Imam Ibnu Al Qoosih Imam Addani menyatakan bahwa Riwayat dari Muhammad Bin Isa menyatakan penulisan alif setelah huruf ro di isbat semua, kecuali pada tiga tempat yaitu kalimat Turooba Arra’du 5 Annaml Ayat 67 dan Annaba 40. Dan juga syarah dari kitab Al Aqilah Imam Syatibi W 590 H yaitu Attibyaan milik Imam Ajathoo Assonhaaji, Tanbihul Athsyaan milik Imam Abi Ali Ar Rajraji, Dalilul Khairoon Imam Abi Ishaq Al Maroghini, dan juga syarah kitab Mawaridud Doman Imam Khoroz W 718 H yaitu Irsyadul Quro Wal Katibiin  milik Imam Al Mukholati, Syamiruttolibin oleh Imam Muhammad Ali Addoba,  dan juga yang terbaru adalah karya syaikh Dr Ghonim Qoduri Al Hamd  Al Muyassar Fi Ilmi Rasm Al Mushaf.

4.kalimat
Imam abu dawud menyatakan penulisan Ad-doolliin adalah dengan isbat alif yaitu antara huruf “dhod” dan “lam” musaddah dan demikian pula setiap huruf mudoaf maka penulisannya seperti ini, dan juga alif setelahnya hamzah seperti kalimat Qooimin, Saailiin, Khooinin akan tetapi pada bab ini diantara mushaf ada perbedaan pendapat tentang penulisannnya.

Imam Addani pun menyatakan dalam pembahasan Hadf Al Alif dalam Jama’ Salim memberikan  pengecualian dari Jama’ Salim jika ada alif setelahnya hamzah atau setelahnya huruf Mudoaf maka penulisannnya di Isbat. seperti setelah Alif Hamzah ( Mahmuz) Assaailin, Al-Khooinin dll,serta yang mudoaf seperti Addoolliin, Aaddiin dll.Imam Addani menyatakan pula bahwa mushaf-mushaf dahulu di wilayah Iraq dan Madinah setelah hamzah kebanyakan di hadf penulisan alifnya.Imam Addani dan Abu Dawud sepakat atas isbatnya alif pada alif setelahnya huruf Mudoaf adapun untuk yang setelahnya hamzah maka ada perbedaan.

Catatan:
Perbedaan-perbedaan antara yang isbat (menetapkan penulisan Alif secara Sorih) dan yang Hadf Alif (tidak menuliskan alif secara jelas hanya dengan Isyarat tanda ) adalah disebabkan adanya Riwayat yang di terima para ulama rasm, Terutama apa yang Termaktub dalam kitab Imam Abu dawud dan Imam Abu Amr Ad-Dani, sebagaimana Dr.Ghanim Qodury Al-Hamd Membahas hal itu dalam bukunya Al Muyassar Fi Ilmi Rasm Al Mushaf halaman 108, dan hal ini juga dikuti oleh Dr.Syafaat Rabbani dalam Hukmu Alifaati Allati Sakata Anha Imamu Addani hal 94.


Sekali Lagi pembahasan ini mengacu ke metoda kedua Imam Rasm yaitu Imam Abu Dawud An-najah dan Imam Abu Amr Ad-dani, sebagaimana kedua nama imam ini, selalu tercantum dalam halaman tambahan  (Riwayat Hadal Mushaf kalau cetakan Terbaru dengan Judul Ta’rif Bihadal Mushaf cetakan Madinah (Saudi Arabiya atau Mesir dan juga Timur tengah ).


Adapun jika di bahas dari sisi I’jaz dan yang lain bisa merujuk ke kitab karangan seperti  Dr.syamlul dalam I’jazu Rasm Al-Quran Wa ‘I’jzut-tilawah dan buku-buku lainnya.

Wallahu a’lam   Semoga Allah Merahmati Para ulama semua

 

Selasa, 19 Desember 2017

ISBAT DAN HADF ALIF SURAT AL FATIHAH 1



Isbat (Menetapkan) dan Hadf (Membuang) Alif- Surat Al Fatihah dalam Rujukan Para Ulama Rasm
 
 



1.Pertama kalimat
Dalam kitab Al Muqni Imam Abu Amr Addani menyebutkan dalam bab .Dzakaro Mat-tafaqot Alaa Rosmihi Masoohifa Ahlil Amsoor Min Awalil Qur’an Ilaa Ahirihi yaitu bab yang menyebutkan tentang sepakatnya penulisan-penulisan secara rasm dalam mushaf-mushaf Ahli Amsoor(negeri-negeri islam) dari awal qur’an sampai ahir quran’’ sebagai berikut.
Telah mengabarkan kepadaku Kholaf Bin Ahmad Bin Hamdaan Bin Haqooni Al Muqori’ bahwasannnya Muhammad bin Abdullah Al-Asbahani Al-Muqori’ mereka telah menceritakan  , telah bercerita kepada kami, dari Abu Abdillah Al Kisaai dari Ja’far Bin Abdullah Bin Asshobah dia berkata;’’berkata Muhammad Bin Isa:’’ dan ini adalah apa-apa yang telah termaktub didalamnya (quran) yang tertulis dalam masohif-masohif penduduk kota Madinah dan Kuffah dan Basroh, dan juga dalam  mushaf Penduduk Negeri Syam dan juga Madinah Assalam (Baghdad). Tidak ada perbedaan  dalam penulisannnya  dalam kitab-kitab (al-quran ) mereka  telah mengabarkan kepadaku ( Muhammad Bin Isa) pada bab ini Nashir Bin Yusuf , aku membaca darinya, mereka (penduduk) menulis kalimat  tanpa alif dalam kata bismi atau arrahmaani dalam (surat al fatihah ayat 1),dan mereka juga menulis kalimat pada kata Maalikiyaumiddin tanpa Alif surat al-fatihah ayat 4, berkata Imam Abu Amr Addani demikian pula pada kalimat Maalikul Mulki ( surat Ali- Imraan ayat 26).


Demikian pula riwayat yang termaktub dalam kitab Imam Abu Dawud Sulaiman An-najah dalam kitabnya Muhtasor Tabyiin Lihijaat Tanziil. dengan demikian Saikhoni sepakat atas Hadf-nya Alif pada penulisan kalimat-kalimat ini. dan antara Mushaf Madinah dan Mushaf Standard Kemenag penulisannnya sama.

Tambahan kalimat Maliki menurut ulama rasm dibuangnya Alif masuk dalam istilah Hadf Isyari artinya bahwa hal itu mengisyaratkan bahwa dalam pembacaanya ada beberapa cara yang membaca pendek adalah sesuai isyarat penulisan khotnya ( dibuangnya alif )sementara yang membaca panjang isyarat dibaca secara taqdiirnya bacaan (riwayat yang membaca panjang).sebagimana kita ketahui bahwa Imam  Ashim, Kisai dan Kholaf menetapkan adanya alif (membaca dengan cara panjang) sementara itu Imam yang lainnnya menghadf alif ( dibaca pendek) (diantara Qiroat Al-Asr)
Halaman Tambahan Mushaf Standard Madinah, Mesir dan Timur Tengah pada umumnya

Bersambung.....