Rasm
Rasm secara bahasa adalah Atsar, dan kalimat Arrusuuum: Atsar Al Mutabiah, bekas yang
diikuti ( Dewan Ibnu Qois hal 89) Al Muqni hal 14, Al Jamilah
1/19.
Berkata Ibnu Duraid Jamak dari Rasmun-Arrusum-dan arsumun,
jika dikatakan Rosama Kulla Sai’in maka artinya adalah Atsaruhu
atau bekasnya ( Al Jamharoh Lughoh Ibnu Duraid hal 336 jilid 2), Al Azhari
berkata rasm bermakna atsar ( bekas) (Tahdibul Lughoh Al
Azhari 12/322)
Jika dikatakan Rasmu Daar artinya yang ada padanya
bekas-bekas yang nempel atau tertinggal dilantai tanahnya, kalimat Rasama Kada
Ala-Kada yaitu bermakna Kataba (menulis) (Lisanul Arob Bab Rasama
hal 132,Assohah Lil Jauhari Bab Ro Sin Mim jilid 5 hal 1932.) dan jika
dikatakan Naqotu Rasumun artinya bekas dari tapak unta karena kerasnya
menekan tanah.
Wa Rasmu dan kalimat Rasmun
bermakna sama dengan Al-Atsar, dan bermakna pula Raqmun , Roqoma Yarqumu, Roqman bermakna Kataba (Al
Kalyaat hal 480)
Kalimat, Rosyama-Yarsyumu Rasyman bermakna Kataba(
kamus Al Muhith Bab Ro Sya Ma hal 1113, Wa Rasymu dan Rasymu
bermakna Al Atsar (Muhitul Muhit
Bab Ro Sa Ma hal 336)
Wa Zabarul Kitab Zazburuhu Zabron yang
bermakna juga Kitaba (Muhitil Muhith Bab Zaba Ro hal 365 )
Wa Khoto Zahuthu Khotton bermakna Kataba, dan Khotto
Ala Syaiin bermakna menulis dengan memberikan tanda dan garis padanya.
Bermakna juga memberikan bentuk gambaran
(Kitabul Kitab hal 16 )
Dan jika dikatan Katabal
Kitabu maka maknanya hal itu adalah Yaktubuhu
Katban Wakitaabatan yang bermakna Khottun- menuliskannya tulisan
pada sebuah media.
Jadi Rasm sama Atsarul Kitabah atau bekas tulisan .
Rasm yaitu atsar
sama dengan khotun dan Kitabah, Zubr, Sathr, Raqm, Rasyma Dengan
Syin Mu’jamah (besar ), dan kadang dengan Syin Muhmalah (kecil) jika
dikaitkan dengan rasm Mushaf (Ali Muhammad Dobba, Samiruttolibiin Firasmi
Wadobtil Kitabil Mubiin, Thonto Mesir,
Darussohabah, Cet 1 2009 M/1430 H, Hal 29)
Secara istilah jika mengacu ke istilah penggunaan dalam penulisan
huruf arab, maka rasm ini terbagi kedalam 2 pembagian, yaitu Qiyasi dan Istilahi (Utsmani)
(Ali Muhammad Dobba, Samiruttolibiin Firasmi Wadobtil Kitabil Mubiin,
Thonto Mesir, Darussohabah, Cet 1 2009
M/1430 H, Hal 29)
1.Rasm Qiyasi
Penggambaran lafal dengan huruf hijaiyah dengan memperhatikan
ketentuan dimulainya penulisan dan
berhentinya tulisan tersebut, yaitu memindahkan bahasa yang terucap menjadi
bekas yang dapat di rasakan (Syaafiyah hal 138) (Ali Muhammad Dobba, Samiruttolibiin
Firasmi Wadobtil Kitabil Mubiin, Thonto Mesir, Darussohabah, Cet 1 2009 M/1430 H, Hal 29)
2.Rasm istilahi
Rasm istilahi atau dikatakan juga Rasm Utsmani yaitu apa-apa
yang ditulis oleh sahabat dalam mushaf, yang sebagian kebanyakan penulisan ini sesuai
dengan qoidah rasm qiyasi dan sebagiannya berbeda, dan penulisan –penulisan ini
terrangkum dalam tulisan dan tidak menyelisih para sahabat, pada yang berbeda
dengan qiyasi ini tersimpan hal-hal yang bersifat rahasia dan penuh hikmah, (Ali
Muhammad Dobba, Samiruttolibiin Firasmi Wadobtil Kitabil Mubiin, Thonto
Mesir, Darussohabah, Cet 1 2009 M/1430
H, Hal 29 ) mengutip perkataan Imam Al Qostilani .
Jadi dapat disimpulkan rasm adalah hasil goresan yang menghasilkan
sebuah bekas yang tertinggal (secara bahasa) adapun secara istilah kata ini
sudah melekat dan mejadi bagian dari istilah mushaf al quran itu sendiri,
artinya kata rasm ini adalah tulisan al quran itu sendiri dengan metoda
penulisan secara khusus (metoda sahabat).
Ada juga Pendapat lain yang membagi kedalam tiga bagian yaitu
ditambah Rasm arudhi, Istilah penulisan yang biasa dipakai dalam syair arab
Dalam penulisan rasm usmani dan dipraktekkan pada penulisan atau
cetakan para ulama mengambil dari dua sandaran, sandaran ini adalah garis besar
dalam tatacara metoda penulisan
Pertama
Didasarkan pada semua contoh-contoh yang semisal atau serupa dalam
bahasan satu bab tertentu dan khusus maka muncullah kitab-kitab yang membahas
seperti ini seperti Hija Masohif Al
Amsoor Oleh Abi Abbas Ahmad Bin Imar Al Mahdawi (w 430 h), Al Badi’ Fi Ma’rifati Ma Rosama Fi Masohif
Usman Bin Affan abi Abdullah muhsammad bin Yusuf Bin Muad Al Juhani W 442 H,
Al Muqni Fi Marifati Ahli Amsoor Imam Abu Amr Addani W 444 H.
Kedua
Penulisan dengan cara secara berurutan dan ditulis tidak sperti apa
yang di ucapkan , ditulisnya didasarkan pada kalimat-kalimat yang ada pada surat-surat
dalam al quran, dari awal surat sampai ahir surat secara tertib kitab yang ditulis dengan cara ini adalah
kitab Muhtasar Tabyiin Lihijail Tanziil Imam Abu Dawud (Abhas Fi
ulumil quran 171)
Dua metoda diatas di praktekkan pada penulisan muhaf cetak sekarang
bisa dilihat pada Mushaf Libiya (dalam Ta’rif Bihadal Mushaf) Mushaf
Madinah riwayat imam hafs (ta’rif Bihadal Mushaf ) dan mushaf wilayah Benua
Hindia (lihat Dirosah Naqdiyah Oleh Dr Syaffat Rabbani )
Dalam dunia islam penulisan mushaf al quran saat ini terasar begitu kuat dengan peninggalan para
ulama terdahulu, dan begitulah tradisi agama ini semuanya berdasarkan sanad
riwayat yang diabadikan oleh para ulama dalam kitab karangannya.
Kitab yang banyak memberikan informasi tentang tatacara penulisan
mushaf saat ini dengan berbagai aplikasi dalam riwayat bacaannya diantaranya
Pertama: Al Muqni Fi
Ma’rifati Marsuumi Masohifi Ahli Amsoor
karangan Imam Abu Amr Addani Al Andalusy ( W 444 H) beliau adalah seorang ulama
yang dikenal dalam bidang ulumul quran
dan qiroaat, sering dikenal punggawa Madzhab Qiroah Maghrib, lihat Ma’rifatil
Quro Imam Ad-dahabi 1/406 Ghoyatun-nihayah Imam Ibnul Jazari 1/503.
Kitab Imam Addani ini banyak dicetak didaerah arab maghrib terutama
libiya dan pemerintah libiya menjadikan kitab ini sebagai rujukan utama dalam
penulisan mushaf-nya dengan riwayat bacaan Imam Qolun sebagaimana dicantumkan
dibelakang mushaf cetaknya dalam keterangan Ta’rif Biriwayatil Mushaf pada point (Ùˆ).
(lihat mushaf libiya Riwayat Imam Qoluun)
Kedua: Muhtasar Tabyiiin
Lihijail Tanziil Karangan Imam Abu Dawud An Najah Al Umawy Al Andalusy
(W496 H) lihat Ma’rifatul Quro Imam Addahabi 1/450, Ghoyatunnihayah Imam Ibnul Jazari 1/503.
Kitab ini menjadi rujukan utama dalam penulisan Mushaf Satndar Arab
Masyriq, seperti Mushaf Amiri, Mushaf wilayah Mesir dan kitab menjadi rujukan
utama dalam penulisan Mushaf Standar Madinah dan Arab Masyriq pada umumnya .( Arab
Masyriq adalah Wilayah Mesir, Syam, Sibh Jazirah Al-Arabiyah ), secara
keseluruhan kitab ini menjadi rujukan untuk penulisan termasukdi daerah Al
Jazair, Tunisia, Iraq Mamlakatil Arobiah Al Maghribiyah dengan beberapa
perubahan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Imam Abu Amr Addani dan Imam Abu Dawaud adalah guru dan murid,
kedua kitab ini dalam ilmu rasm menempati kedudukan yang tinggi sehingga sering
disebut dengan Syaikhoni Fi Rasmil Qura’n,( lihat Samiruttolibiin)
dalam halaman tambahan Ta’rif Bihadal Mushaf baik cetakan Mesir,
Madinah, Wilayah Syam, Iraq dan juga beberapa Negara arab diwilayah Maghrib
akan kita dapati pada point atau paragrap kedua bahwa tatacara penulisan Mushaf
Madinah atau Mesir dan arab lainnya mengacu kepada Sayikhoni Imam Abu Amr
Addani Dan Abu Dawud An-najah dengan Merojihkan Imam Abu Dawud ketika terjadi
khilaf.( lihat Mushaf Madinah, Mushaf Mesir).
Ketiga: Al-Munsif
Fi Hijail Mushaf karangan Imam Abu Hasan Ali Bin Muhammad Al Balnasi Wafat setelah tahun 567
H , lihat catatan kaki pada Kitab Al Mausul Wassilah Imam Muhammad Bin
Abdul Malik Al-Marakisi cet Darul Maghriib Al Islami At-Tunisi, 3/340……
Kitab ini secara sandaran penyusunannanya adalah dari Al Muqni
dan Muhtasar tetapi yang lebih dominan adalah apa-apa yang didiamkan Abu
Dawud dalam Muhtasar dan kemudian
diapaparkan oleh Imam Al Balnasi, atau bisa dianggap sebagai Tahrirooot apa-apa
yang didiamkan oleh Imam Abu Dawud. Kitab ini juga menjadi sandaran penulisan
pada mushaf-mushaf di wilayah Maghrib
Arobi seperti Sudan Mushaf Riwayat Imam Warasy dan Qolun dari Imam Nafi’.
Syaikh Abdul Hadi Humaitu dalam kitabnya Qiroah Imam Nafi Indal
Maghoribah menukil satu bait dalam kitab Imam Khoroz ( nama lengkpnya….) ‘’’ dan setelah lahirnya kitab al munsif
ini, kitab ini secara resmi menjadi rujukan para ulama terkait khilafnya rasm
al-quran, selain kitab induk Al Muqni Imam Addani dan Muhtasar Imam Abu Dawud,
akan tetapi kitab ini terabaikan setelah
munculnya kitab Al-Aqilah milik
Imam Syatibi, sehingga Al-Aqilah ini menempati posisi ketiga
dalam rujukan rasm quran, Al Aqilah ini adalah kitab nadzom melengkapi Al
Muqni dan sebagian di kitab Attanzil.
Dan Kitab Al aqilah ini yang kemudian banyak melahirkan syarah-syarah.
Keempat Kitab Aqilah
Atrabul Qosoid Fiasaniyal Maqosid Imam Muhammad
Bin Qosim Asy Syatibi W 590 H. lihat Ma’rifatul
Quro Imam Dahabi 2/573, Ghoyatun
Nihayah Imam Ibnu Jzari 2/20 dan juga syarh-syarahnya.
Kitab ini banyak syarhnya diantarany Al Wasilah Ila Ksyfil Aqilah Imam
Sakhowi, Jamilah Arbabal Marosid Imam Ja’bari, Talhish Al Fawaid Wa
Taqrib Mutabaid Imam Ibnu Qosih .dalam Al Quro Wal Qiroat syaikh Said
Irab mengatakan dengan keempat kitab ini
lahirlah madrasah-madrasah ilmu rasm dengan nama Madrasah Imam Abu Dawud, Imam Addani, Al Balnasi, dan Imam
Asy Syatibi beliau mengatakan ke-empat kitab ini menjadi umdah (sandaran dalam
ilmu rasm). Sebagimana dalam bait syairnya…………
Kelima Al Arjuzah
Mawaridud Doman Fi Rasmi Wa Dobti Ahrufil Qur’an Al Hafidz Abi Abdilah Muhammad Al Kharaz W
718 H, dan syarahnya seperti At-Tibyaan Fi Syarhi Mawarid Addoman Imam
Ibnu Ajatho Abdillah Bin Umar Assonhaji, dan karangan Imam Abi Ali Al Husain
Bin Ali Ar Rajraji Tanbihul Athsyaan Ala Mawaridid Doman, juga kitab Fathul
Manan Al-Marwi Bi Mawaridid Doman
Karangan Abi Muhammad Abdul Wahid Bin Aasir Al-Andalusi, dan Dalilul
Khaoiron Syarhi Mawarid Addoman Imam
Al Maraghini ( nama lengkapnya) kitab ini secara isi secara juga apa yang ada dalam Al-Muqni, Muhtasar, Al-Aqilah,
dan Al-Munsif,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar