Al quran dahulu kala hanya dalam bentuk
tulisan tidak ada harokat,titik,sakal baik fathah sukun,atau tanwin,juga tidak
ada tasdid dll bahkan hauruf fa dan qo di tulis sama karena tidak ada
titik,lalu kapan mulai di gunakan tanda baca untuk mushaf?
Sejarah Penggunaan Tanda Baca Pada Arab
Sejarah Penggunaan Tanda Baca Pada Arab
Dahulu penulisan
huruf arab pada masa islam awal-awal tidak ada titik dan sakal demikian pula Mushaf Al quran ,Imam Abu Amr Addani menukil dari Yahza Bin Ibnu Kasir (129 H)
bahwasannya dia berkata ''adalah alquran tidak ada tanda bacanya'' dan orang
arabpun belum memiliki tanda baca seperti titik dan sakal,'' sejalan kemajuan
islam dan perkembangan islam dengan banyaknya minat orang Baik orang arab Asli atau ajam untuk membaca al
quran serta bermunculnya lahn( lagam bacaan) arab dan al quran, mendorong para ahli untuk berfikir
menciptakan cara agar bisa membedakan antara bentuk huruf satu dengan yang
lainnya(huruf-huruf mirip bentuknya) serta harokat,juga memberikan qoidah
tatabahasa(i'rab).
sejarah mencatat
kesungguhan para ulama pada abad pertama dan kedua hijriyah sehingga muncul
istilah Dobt Wa Nuqot Al Mushaf
A.Alamatul
Harokat ( tanda baca pada huruf)
Penulisan bahasa
arab dahulu menggunakan 2 madzab utama yaitu harokat lama yang telah di
tinggalkan dan harokat lain yang masih di gunakan,alamat lama yatu sebagai contoh penggunaan
bulatan penuh (annaqtu al mudawiru) lebih mirip titik sementara alamat yang lain
yang masih di gunakan bentuk persegi panjang/lonjong (assaklu al mustatilu) jadi alamat harokat disini yan di maksud adalah Nuqot I'rab
1.Annaqtu Al
Mudawwiru
Penggunaan tanda
harokat ini disandarkan kepada ulama Imam Abu
Aswad Addualy Al Basry (Dolam Bin Amr 69 H) hal itu muncul setelah
banyaknya bermunculan lahn ( lagam) dan manusia menggunakan lahn ini pada
bacaan alquran,pada zaman ini penggunaan titik berwarna di gunakan untuk
menandai dan membedakan sebuah bacaan seperti jika bacaan fathah maka di tandai
dengan satu titik di atas huruf ,dan jika dumah maka di tandai dengan 2 titik
disamping huruf,dan jika kasroh maka satu
titik diletakkan di bawah huruf dan jika ghunnah di tandai titik 2 pada
hurufnya dan lain sebagainya.pada Masa ini titik(bulatan hitam dan merah) di gunakan untuk menandai sebuah bacaan (i'rab) bukan menandai sebuah Huruf (i'jam)
Di basroh banyak
murid Abu Aswad Adduali yang memakai dan memperaktekan hal ini,terutama pada
mushaf al quran,diantaranya Nasir Bin Asim
Allaisi ( w.sebelum 90 h) dan Yahza Bin Za’mar Al Adwani (w sebelum 90 h) dan para sejarawan menyandarkan kepada kedua
ulama ini,bahwa merekalah yang memulai memperaktekkan penggunakan titik (sebagai
tanda baca /bukan tanda huruf) pada mushaf,dan menurut pendapat yang lain bahwa yang sohih atau rojih adalah yang
memulai awal pada mushaf adalah Abu Aswad Adduali sedangkan Nasr Dan
Zahya Keduanya Mengikuti Abu Aswad Adduali,setelah itu menyebarlah apa yang di
rumuskan Abu Aswad Adduali ,dan di sebut dengan Nuqot I’rab( nuqot
mudawir) tanda harokat titik ini dengan
warna berbeda-beda dan kebanyakan menggunakan warna merah untuk nuqot
I’rab(bacaan) sementara nuqot I’jam (huruf) berupa warna hitam
Berikut contohnya
pada Mushaf Adduali ,
2.Assaklu Al
Mustatilu
Pada abad-abad
sebelumnya penulisan al quran sudah menggunakan nuqot I’rab mengikuti Abu Aswad Aduali,pada masa
selanjutnya abad kedua mulailah di temukan atau di gunakan nuqot I’jam tepatnya
sekitar pertengahan abad kedua hijriyah, hal ini tentunya karena beberapa alasan
sebagaimana di ketahui pada abad pertama mushaf hanya ada tanda baca berupa
titik dengan warna berbeda untuk membedakan bacaan fathah atau kasroh dengan warna
sebagimana model Imam Abu Aswad Adduali ,tetapi pada perkembangannnya tidak semua
memahaminya dan juga karena banyaknya penggunaan warna tinta , hal itu membuat
ragu para qura' kalau-kalau tertukar antara harokat I’rab dan harokat I’jam ,hal itu mendorong ulama arabiyah bernama Imam Kholil
Bin Ahmad Al Farohidi (W 170 H) untuk menenmukan cara baru dalam penandaan
harokat ,maka di gunakanlah huruf-huruf kecil sebagai pengganti dari titik berwarna
merah pada rumusan Abu Aswad Adduali.
Sebagaimana di nukil dari Imam Abu Amr Addani dari Muhammad Bin Zazid Al Mubarad bahwasannnya dia berkata ‘’bahwa sakal pada
huruf adalah temuan Imam Kholil ,dia menandainya berdasarkan bentuk hurufnya seperti
domah berbentuk seperti huruf wawu dalam
bentuk kecil di atas huruf,agar tidak tertukar dengan tulisan wau yang tertulis
sebagai huruf bacaan,dan kasroh dengan huruf ''ya'' di bawah huruf ya,dan fathah pada alif
diletakkan di atas huruf,
Imam Abu Amr
Addani mengatakan bahwa Imam kholil juga yang menjadikan alamat
hamzah,tasdid,arraum,dan ismam,dan pada huruf musadad maka di di tandai
dengan huruf sin (س…)
dan jika khofif atau ringan di tandai dengan huruf kho (خ…) (cikal bakal penanda sukun) .---bisa di baca pembahasan dobt sukun di blog ini
Imam Sibawaih mengatakan
bahwa orang orang arab menggunakan tanda untuk bacaan ismam di tandai dengan
satu titik,untuk yang jer maka dengan tanda kasroh,dan yang jazm dengan tanda
sukun,dan untuk bacaan arraumu dengan garis kecil diantara huruf,dan untuk
huruf musadad dengan huruf sin,dan beliau mengambil tatacara ini dari gurunya Kholil
Bin Ahmad Al Farohidi
Dan Imam kholillah
orang yang pertama menggunakan istilah
titik dan sakal pada kitab tulisannya,Abu Amr Addani mengatakan bahwa pertama
kali orang yang menulis nuqot dalam kitab adalah Kholil Bin Ahmad kemudian di
ikuti oleh para ahli nahwu dan para quro,dalam tata caranya kemudian menjadi
tradisi yang di pegang dan di ikutinya,
B.Niqot I’jam
Yaitu tanda yang
di letakkan pada bentuk huruf ,pada huruf yang mempunyai bentuk kemiripan agar
bisa di bedakan anatara satu huruf dengan huruf lainnya seperti antara huruf ho(خ)
dan ha(ح),tho(ط) dengan dho dan lain sebagainya.
Ada dua pendapat
utama tentang permulaan penggunaan nuqot I’jam ini
Pertama:bahwa
penggunaan nuqot I’jam ini sudah ada pada zaman arab dahulu sebelum adanya
islam hal ini di sandarkan pada asar pada penulisan buku yang di sandarkan 3
orang pada kabilah At Toyi’u yaitu ada yang mengatakan dari لآaulan,penduudk Ambar,yaitu
Muromir Bin Murroh,Aslam Bin Sidroh Dan Amir Bin Jadrah, Muromir yang meletakkan
dasar bentuk dari pada huruf,Aslam yang memisahkan dan yang
merangkainya,sedangkan Amir yang membuat I’jamnya ( huruf-hurufnya sehingga terlihat
sebagi sebuah bentuk dari pada huruf) tetapi para pakar meragukan akan
kesohihan ini,dan ada yang mengatakan bahwa nuqot I’jam di awali oleh muridnya Abu
Aswad Aduali,Imam Addualy juga sudah memulai Nuqot I'jam ini tetapi belum semua huruf yang sama diberi titik hitam hanya beberapa saja dan Nuqot I'rob dengan tanda warna merah
Kedua:
bahwa bentuk huruf-huruf di mulai sejak adanya islam,tetapi kepastiannya orang
yang memulai tidak di ketahui juga kapan pastinya. ada yang menyandarkan kepada
Nasr Bin Asim (w.90 h) ini juga belum pasti,
Para
ahli telah menukil riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa hal itu tumbuh dalam
penulisan buku-buku arab ketika kekalifahan
Abdul Malik Bin Marwan yang
memerintah sekitar tahun 65-86 H.ada juga zaman Hajaj Bin Yusuf Assaqofi 75-95
H yang menyuruh kepada penulisnya di Irak untuk memberikan tanda pembeda antara
huruf satu dengan yang lainnya ,maka di letakannlah tanda nuqot (titik satu)
juga titik yang berpasangan atau (titik dua) ada yang mengatakan bahwa yang
melakukan tugas itu adadalah Nasir Bin Asim yang wafat tahun 90 H.hal ini
menunjukkkan bahwa penggunaan niqot I’jam sudah di pakai ketika zaman Hajaj
Bin Yusuf Assaqofi di irak pada tahun 75 H,dan Nasir Bin Asim wafat sebelum
tahun 90 H ,saat kekuasaan Hajaj Bin Yusuf Assaqofi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peletak dasar harokat pertama secara harokat i'rab adalah Abu Aswad Adualy (dalam bentuk titik-titik merah/hitam),kemudian secara harokat i'jam ( tanda yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnnya pada huruf yang sama penulisannnya) adalah Nasir bin Asim dan Yahya bin Ya'mar, kemudian yang memberikan tanda bentuk-bentuk harokat secara sempurna seperti fathah,kasroh,dumah dan sukun,fathatain,kasrotain serta tasdid adalah Ahmad bin Kholil Al Farohidi.walaupun tanda bentuknya belum sempurna seperti pada zaman ini,karena seperti fathah pada zaman kholil adalah alif berdiri,kemudian kasroh bentuknya adalah seperti huruf ya kecil,kecuali dumah yang memang sudah berbentuk seperti huruf wau kecil. dan kemudian para muridnya mengembangkan cara penulisannya secara jelas seperti yang di lakukan Imam Sibaweh.Ahmad bin Kholil Al Farohidi juga peletak terhadap adanya tanda(Penanda) beberapa tanda yang kita kenal dengan istilah bacaan ghorib seperti ismam,arraumu,hamzah dll sebagaimana Tanda Yang kita Lihat pada Mushaf Al quran Cetak saat ini ,Terhadap Harokat atau tanda temuan Imam Ahmad Bin Kholil akan saya bahas pada lanjutan pembahasan ini pada bagian 2 ,insya allah,
Jadi dapat disimpulkan bahwa peletak dasar harokat pertama secara harokat i'rab adalah Abu Aswad Adualy (dalam bentuk titik-titik merah/hitam),kemudian secara harokat i'jam ( tanda yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnnya pada huruf yang sama penulisannnya) adalah Nasir bin Asim dan Yahya bin Ya'mar, kemudian yang memberikan tanda bentuk-bentuk harokat secara sempurna seperti fathah,kasroh,dumah dan sukun,fathatain,kasrotain serta tasdid adalah Ahmad bin Kholil Al Farohidi.walaupun tanda bentuknya belum sempurna seperti pada zaman ini,karena seperti fathah pada zaman kholil adalah alif berdiri,kemudian kasroh bentuknya adalah seperti huruf ya kecil,kecuali dumah yang memang sudah berbentuk seperti huruf wau kecil. dan kemudian para muridnya mengembangkan cara penulisannya secara jelas seperti yang di lakukan Imam Sibaweh.Ahmad bin Kholil Al Farohidi juga peletak terhadap adanya tanda(Penanda) beberapa tanda yang kita kenal dengan istilah bacaan ghorib seperti ismam,arraumu,hamzah dll sebagaimana Tanda Yang kita Lihat pada Mushaf Al quran Cetak saat ini ,Terhadap Harokat atau tanda temuan Imam Ahmad Bin Kholil akan saya bahas pada lanjutan pembahasan ini pada bagian 2 ,insya allah,
mohon dicantumkan referensi / sumber kitabnya, agar bisa dikroscek di kitab aslinya.... jazakallah al-khair
BalasHapusmonggo bisa di rujuk di
HapusAlamatu Dobtul Mushafi Bainal Waqi’wal Ma’mul Dr Ahmad Kholid Yusuf Sukri
Ahwalul Harokat Fil Qiroaat Dr Abdurrahim Bin Abdullah Umar Asy Syingqity
Abu Aswad Addualy Wajuhuduhu Fi Naqtil Mushafi Hasan Abdul Jalil Abadalah
Addobtul Mushafiy ,Nasaatuhu Watatowuruhu Dr Abduttawab Mursi Hasan Hasan Akrat
dan banyak Referensi lainnnya