Ketiga istilah ini sudah tidak asing lagi bagi
para Thulab atau anak-anak pesantren yang mendalami Qiroat dan
ulumul quran
Qiroah sab’ah yang mashur istilah ini pertama
dahulu di susun atau di kumpulkan dalam satu bahasan kitab adalah kitab Assab’u
yang di karang oleh Imam Abi Hasan Bin Mujahid( w 324 H) yang Masyhur dengan Ibnu Mujahid, kitab ini
kemudian menjadi rujukan dalam pembahasan rujukan Qiroah qur’an, kemudian
selanjutnya Imam Abu Amr Addani (W 444 H) meringkasnya dengan judul Attaisir
Fi Qiroaat As-Sab’u dari kitab Assab’u Imam Addani
meringkas dari ketujuh qori tesebut tiap Qori terdiri dari 2 orang rowi
dan dari setiap rowi seorang Toriq/Jalur seperti Qori Imam Nafi’ Rowinya
adalah Imam Qolun dan Imam Waras, Imam Qolun Toriq-nya Abu Nasyath Al-Maruzi, dan
Imam Waras mempunyai Toriq Abi Ya’qub Al-Azraq dan lain sebagainya.
Pada periode selanjutnya ulama Qiroah Imam Abu
Qosim Bin Fyuroh Asy-Syatibi ( W 590 H) membuat nadom dari kitab Attaisir
dari kitab Imam Addani di sertai beberapa penambahan yang terdiri dari 1173
bait yang di beri nama Hirzul Amani Wawajhuttahani atau yang lebih di
kenal dengan istilah Matan Asy Syatibiyah dari sinilah istilah di dapati
tata cara baca para imam dengan segala perbedaannnya, jika rujukan para ulama
dalam bacaan merujuk ke kitab ini maka di Sebut Ala Thoriq Syatibiyah
Selanjutnya Imam Ibnul Jazari (W 833 H)
mengumpulkan semua tentang ilmu qiroah dari berbagai macam kitab dalam satu
bahasan kitab yang di beri nama Annasr Fi Qiroah Asyr, Tidak hanya Riwayat 7 imam tetapi 10 imam, di dalamnya di
tulis berbagi thoriq dari setiap rowi yang lebih dari satu toriq, semua yang ada
dalam kitab Imam Asy Syatibi juga di tulis dalam kitab ini dan di tambah tiga
qori lain yaitu Imam Abu Ja’far,Ya’qub dan Kholaf.
Dalam kitab ini setiap qori terdiri dua orang
rowi dan setiap rowi 2 orang thoriq dan dari setiap thoriq, juga terdiri dari 2
thoriq,yang kemudian Imam Ibnu Jazari menadhomkan kitab ini yang di beri nama Toyyibatunnasr
fi qiroah al-asr, yang terdiri dari 1015 bait syair, adapun untuk imam yang
3 terahir beliau menyusun dalam bahasan khusus yang di beri nama Tahbiru
Attaisir, beliau membuat pendekatan sebagaimana pendekatan bahasan
dalam Attaisir kitab Addani. dari setiap qori 2 orang rowi dan dari
setiap satu rowi satu orang thoriq dan kemudain Imam Ibnul Jazari
menadomkan kitab tersebut dalam sebuah bait sebagaimana Nadzom Asy
Syatibiyah dengan nama Ad-duroh Al-Mudiyah yang terdiri dari 241 bait
syair. jika rujukan para ulama dalam bacaan merujuk ke kitab ini maka di Sebut
Ala Toyyibatunnasr ( Al Misbah).
Antara Matan Asy-Syatibiyah, Toyyibah An-nasr
dan Adduroh para ulama qur,an dan juga tholib berusaha menjaga dan
memperaktekkan dalam bacaan qur’an karena setiap kitab tersebut berisi materi
qiro’ah sesuai dengan babnya masing-masing, artinya setiap apa yang di karang dari Imam
Asy Syatbi dan Imam Ibnul Jazari semuanya memberikan faidah tersendiri ,untuk
praktek bacaan harus Musyafahah Bertalaqi dengan seorang yang ahli dalam
qiraoat, jadi seberapapun teori dan kitab yang kita kuasai dalam masalah qiroah
jika tidak bertalaqqi dengan ahlinya maka tidak akan kita ketahui tatacara
bacanya.
Jika di gabungkan antar Matan Asy Syatibiyah
dan Adduroh maka lahir dari para ulama Istilah Al Asr Assughro
sedangkan At-toyibah sendiri di sebut Al-Asr Al-Kubro.
Sebagai contoh bacaan Hafs An Asim dalam Asy
Syatibiyah terdiri dari satu jalur yaitu Amr Bin As-sobah, yaitu dari Abi
Hasan Thohir Bin Ghulbun dari Abi Hasan Ali Bin Muhammad Al Hasyimi dari Abi Al
Abbas Al Usnani dari Abi Muahammad Ubaid Bin Assobah Bin Subih dari
Hafs dari Ashim sebagaimana di sampaikan Imam Addani, sementara dalam At-toyibah
dua jalur yaitu Amr Bin Assobah dan Ubaid Bin Assobah , dan dari Amr Bin Sobbah
dan Ubaid Bin Sobbah masing seorang thoriq: Ubain Bin Assobah yaitu Al
Hasyimi dan Abi Thohir Bin Abi Hasyim,keduanya dari jalur Usnani dari Ubaid Bin
Assobah ,dan dari Amr In As-sobah yaitu Abu Ja’far Ahmad Bin Muhammad Al
Faami atau yang di kenal Al-Fiil, dan Zar’an keduanya dari Amr Bin
As-sobbah,
Dari kitab-kitab inilah para ulama qiroat
selanjutnya mengambil tatacara bacaan para imam yang Tujuh (Qiroah Sab’ah)
ataupun imam yang Sepuluh (Qiroah Asyaroh) dengan cara
praktek Bertalaqqi atau Bermusyafahah ( bertatap muka langsung)
sehingga sanadnya bersambung sampai si empunya bacaan (qori) sekali lagi dalam
kitab hanya berupa qoidah teori (dirayah)yang tatacara bacanya adalah di dapat dari cara
Bertalaqqi(riwayah) seperti tentang bacaan Mad Munfasil sekian ketukan panjangnya
dan lain sebagainya.
Berikut contoh cara baca pada Thoriqoh Syatibiyah dan Toyyibah pada beberapa kasus.
Assalamu'alaikum wR wB. Mohon bisa d beritahukan judul buku yang isinya d posting untuk contoh bacaan thoriqah dan syatibiyyah
BalasHapusAgar saya dapat beli bujunya.
BalasHapusSekian dan terimakasih
Wassalamu'alaikum wR wB
Salah satunya Teorinya Bisa dirujuk di kitab ini البدور الزاهرة في القراءات العشر المتواترةdan kitab-kitab lainnnya.
BalasHapusadapun untuk mengenal Secara global masing-masing thoriq yang sepuluh bisa di rujuk di تاريخ القراء العشرة ورواتهم وتواتر قراءاتهم ومنهج كل في القراءةمن طريق الشاطبيةو الدرة
izin share ust
BalasHapus