(AL ALIFAATU
ASSAB’U ALA TORIQOH SYATIBIYAH)
Alif Yang Tujuh adalah
tujuh kalimat khusus dalam al quran yang pada penulisan ahir kalimatnya
tertulis Alif Mamdudah ,para imam quro
berbeda pendapat dalam Isbat dan Hadfnya ketika membacanya baik saat wasal atau
waqaf ,berikut penjelasannnya.
Dalam Mushaf Standar Depag atau Standar
Madinah dan Mesir kalimat ini di tandai Dengan Sifr Mustatil (bulatan
lonjong) atau juga Sifr Mustadir (bulat)yang di letakkan di atasnya ( ) ketujuh Alif tersebut terletak dalam surat
1.Pertama Alif dalam
kalimat yang terdapat dalam surat Al- Kahfi ayat 38
Pada Mushaf Standar 15 Baris
Terletak Pada Halaman 298
Ibnu Amir menetapkan adanya alif
tersebut saat wasal ,yang berarti di baca panjang sementara imam quro yang lain
meniadakannya saat wasal yang berarti di baca pendek saat wasal.
Jadi pada mushaf standar yang
menggunakan riwayat Imam Hafs An
Asim seperti halnya Mushaf Standar Indonesia,Madinah di baca pendek ketika wasal dan di baca
panjang ketika waqaf.
2.Kedua Alif pada kalimat surat Al-Ahzab ayat
10, Ketiga Alif pada kalimat surat Al-Ahzab ayat 66 dan Keempat
Alif pada kalimat surat
Al-Ahzab ayat 67 . Pada Mushaf Standar 15 Baris Terletak Pada
Halaman 419 Dan 427
Para imam quro dan rowinya
berbeda pendapat dalam isbat dan hadfnya
pada ketiga kalimat tersebut yaitu,
Imam Abu Amr dan Imam Hamzah hadf
alif baik wasal maupun waqaf yang berarti baik wasal maupun waqaf di baca
pendek .
Imam Ibnu Kasir ,Imam Hafs,dan Imam
Kisai hadf alif ketika wasal dan isbat alif ketika waqaf yang berarti di baca
pendek ketika wasal dan di baca panjang ketika waqaf
Imam Nafi ,Imam Ibnu Amir dan Imam
Syu’bah isbat alif baik wasal maupun
waqaf yang berarti baik wasal maupun waqaf di baca panjang .
3.Kelima Alif pada kalimat yang
terletak dalam surat Al Insan ayat 15 dan16 ( kalimatnya sama jadi di hitung
satu)
pada mushaf standar 15 baris terletak pada halaman 579
Kalimat pertama atau ayat 15
Para quro berbeda pendapat saat
wasal atau waqaf dalam penetapan bacaan
tanwinnya yaitu berkaitan dengan cara bacanya apakah dengan mengisbat tanwin
yang berarti alif di isbat atau di hadf ketika waqaf atau dihadf ketika waqaf dan mensyukunkan
huruf ra .
Para Quro dan Rawinya
Imam Nafi dan Imam Ibnu Kasir ,Imam Kisai dan Imam
Syu’bah menetapkan adanya tanwin ketika
wasal dan alif sebagai ganti dari tanwin ketika waqaf yang berarti bacaan ra di
tanwinkan sehingga idgham ke huruf selanjutnya ketika wasal dan di baca ra
tanpa tanwin ketika waqaf yaitu ra fathah dan alif isbat..
Imam Hamzah menghadf tanwin
dengan mensyukunkan ra tanpa alif baik wasal atau waqaf.
Imam Abu Amr ,Imam Ibnu Amir dan Imam
Hafs menghadf tanwin dan mengisbat alif dengan huruf ra di baca fathah .
Jadi pada mushaf standar yang
menggunakan Riwayat Imam Hafs An
Asim seperti halnya mushaf standar
Indonesia atau madinah di baca pendek
ketika wasal dan di baca panjang ketika waqaf dan tidak ada tanwin saat wasal
Kalimat
kedua atau ayat 16
Imam Nafi ,Imam Kisai dan Imam
Syu’bah menetapkan adanya tanwin dan alif sebagai gantinya artinya dibaca
tanwin ketika wasal dan di baca dengan alif ketika waqaf (ra di fathahkan di
sertai alif).
Imam Hisyam menghadf tanwin dan
isbat alif
Ibnu Kasir,Abu Amr .Ibnu Dakwan.Hamzah
dan Hafs mengahdf tanwin dan
mensyukunkan ra tanpa alif artinya kalau waqaf di baca sukun.
Jadi kalau mau di wasal hadf alif
sedangkan kalau mau waqaf ra di baca sukun.
4.Ke Enam yaitu Alif dalam kalimat . yang terletak dalam surat Al-Insan ayat 4
Dalam Mushaf Standar 15 Baris Terdapat Pada Halaman 578
Ada perbedaan pendapat ketika
wasal antara yang isbat tanwin dan hadfnya .
Imam Nafi ,Kisai,Syu’bah,dan
Hisyam Mengisbat Tanwin dan alif sebagai ganti tanwin (wasal dengan tanwin dan
waqaf dengan alif)
Hamzah dan Qumbul hadf tanwin
mensyukunkan lam tanpa alif,ketika
waqaf dan menghadf tanwin dan fathah
lam.
Abu Amr hadf tanwin dan isbat
alif
Imam Hafs,Bazi dan Ibnu Dakwan
hadf tanwin dengan dua cara isbat alif dan juga hadf isbat ketika waqaf dan
hadf ketika wasal.
5.Ketujuh Huruf Alif pada kalimat
diamanapun
berada
Para imam quro yang 7 sepakat
atas hadfnya alif ketika wasal dan waqaf ketika setelahnya bertemu/berikutnya
adalah huruf hija’ kecuali bertemu hamzah qoto’
Dalam hal ini Imam Nafi berbeda
yaitu kalimat
di panjangkan jika setelahnya huruf hamzah qotho’ dalam keadaan Fathah
atau Madmumah.yaitu di baca Mad Munfasil
Imam Qolun dari Nafi berbeda dari
Imam Nafi yaitu sebaliknya yaitu di baca mad ketika setelahnya hamzah qotho
berharokat kasroh.di panjangkan seperti Mad Munfasil.atau juga menghadf
alif ketika wasal.
Imam Waras memanjangkan alif disertai isbat
dan Imam Qolun dua cara antara Qosr dan Tawasuth
Kalimat ana yang bertemu dengan hamzah qoto
madmumah (berharokat dumah hanya ada dua tempat)
Al Baqarah 258
Yusuf 45
Sedangkan yang bertemu dengan hamzah Qotho Maftuhah (Fathah)
ada 10 tempat
Dan 3 tempat kata ana yang bertemu hamzah qotho
maksuroh(kasroh) yaitu
Saya lagi belajar, dan selalu bingung dengan shifr, utk quran ustmani madinah ada penulisan shifr mustadir, tetapi ternyata di quran ustmani indo tdk ada.pas saya cek cara bacanya ternyata panjang. Qs 83:29
BalasHapus