MAKNA AL QURAN DITURUNKAN DENGAN 7 HURUF
Imam Suyuti menyebutkan
bahwa ulama berbeda pendapat tentang makna Al-qur’an diturunkan dengan istilah Tujuh
Huruf, ulama menafsirkan sampai 40 qoul, Imam Suyuti menyebutkan 35 pendapat, kemudian
beliau menyebutkan nukilan dari Ibnu Abi Hatim Bin Hiban Al-Basti (Al Hafidz
Ibnu Hiban) 35 pendapat ini adalah pendapat ahli ilmu dan lughoh dari makna al-qur’an
diturunkan dengan tujuh huruf, dan semua pendapat ini muhtamal, pendapat satu
sama lain saling mendekati dari sisi makna.
Salah satu
qoul dari 40 Qoul atau pendapat makna al-quran diturunkan dengan istilah Ahrufissab’ah
( al-qur’an diturunkan dengan 7 huruf) adalah bahwa al quran diturunkan dengan
diturunkan dengan 7 lughoh lahjah arab yang
fushah(asli). pendapat ini disandarakan kepada Ubaid Bin Qosim Bin Salam, Tsa’lab,
Ibnu Athiyah, Abu Hatim As-sijistani, Al-Azhari dalam Tahdzib.Termasuk
Pendapat yang disandarkan kepada Imam Ibnu Abdil Bar, para pembahas juga banyak
yang menyandarkan kepada Imam Baihaqi.
Batasan Lughoh
Arab yang 7 menurut ulama yang menganut qoul ini.
1.Berkata Abu
Ubaid : dari Said Bin Urubah dari Imam Qotadah Riwayat dari Sohabat Ibnu Abbas berkata: al-qur’an diturunkan
dengan Lughoh Ka’bain: Ka’ab Bin Qurasiy dan Kaab Bin Kuza’ah, dikatakan kenapa
demikian, berkata Ibnu Abas, karena satu rumah(induk). berkata Abu Ubaid
Riwayat dari Kalaby dari Abi Sholih dari Ibnu Abas berkata: al-qur’an diturunkan
dengan tujuh Bahasa , 5 diantaranya dengan lughoh tertua Bani Hawazin.
Berkata Abu Ubaid:
lughoh tertua Bani Khawazin yaitu Sa’ad Bin Bakr, Jusyain Bin Bakr, Nasr Bin
Muawiyah, Tsaqif, dan kelima kabilah ini adalah kabilah tertinggi dari Suku Khawazin.
Berkata Abi Hatim
As-sijistani, al-qur’an diturunkan dengan Lughoh Quraisy, Hudzail, Tamim, Al-Azdi,
Robiah , Khawazin, dan Sa’ad Bin Bakr. Abu Alaa Al- Akhwazi berkata tujuh
lughoh tersebut lahir dari perut suku quraisy. Pendapat lain mengatakan semua
lahir dari suku Mudhor.
Imam Ibnu
Abdil Bar mengatakan bahwa lughoh 7 bangsa arab adalah Hudzail, Kinanah, Qois,
Dobbah, Taim Ar-rubab, Asad Bin Khuzaimah, dan Quraisy. dan semua ini adalah
dari Suku Mudhor.
Berkaitan
dengan perkataan Abu Hatim, Ibnu Qutaibah mengatakan bahwa ketujuh lughoh ini
tidak dari Lughoh Quraisy.
Abu Hatim beralasan
bahwa dalam alquran semua tertulis dengan Lughoh Quraisy dengan berbagain
variannya, dan dan tidak boleh menyelisishi lughoh qurasy sebagaimana Ketika
penulisan quran zaman Kholifah Utsman yang terdiri dari Zaid Bin Tsabit, Abdullah
Bin Zubair, Said Bin Al-Ash, dan Abdurrahman Bin Al-Harist Bin Hisyam,dan
dikatakan bahwa jika kesemuanya berselisih maka ikutilah Lughoh Zaid yaitu Lughoh
Quraisy karena dengannya al-quran diturunkan.
Sebagaimana
juga Riwayat yang ada Ketika Kholifah Umar mengingkari bacaan Ibnu Mas’ud dengan
Lughoh Hudzail pada kalimat ATAA HIYNIN dalam Surat Al Muminun Ayat 25
dan 45, bahwa Lughoh Quraisy membaca dengan HATTA HIYNIN, dan Umar
berkata dalam suratnnya berkata bahwa Al-qur’an tidak turun dengan Lughoh
Hudzail, manusia membaca dengan dengan Lughoh Quraisy, dan tidak membaca dengan
Lughoh Hudzail.dikeluarkan Imam Abdil Bar dari Jalur Abi Dawud As-Sijistani, dan
Riwayat ini sebelum al-quran dikumpulkan zaman Kholifah Utsman dalam satu
lughoh.
2.Dikatakan
dalam pendapat lain bahwa al-qur’an diturunkan dengan tujuh lughoh, ketujuh lughoh tadi masuk dalam Lughoh
Mudhor, mereka berpendapat dengan Qoul Utsman bahwa quran turun dengan Lughoh
Mudhor, juga Riwayat serupa dari Umar, dan boleh jadi bahwa diantara Lughoh
Mudhor ini adalah Lughoh Quraisy, Kinanah, Asad, Hudzail, Tamim, dan Dobbah,
juga Lughoh Qois, dan kesemua ini masuk dalam kelompok Lughoh Qobilah Mudhor sesuai
dengan urutannya. Pendapat ini juga menguatkan apa yang diungkapkan Ibnu
Qutaibah.
Dan juga
dilarangnya menggunakan Lughoh Mudhor yang Syad seperti dari Qobilah Qois dengan
KAS-KA-SAH yaitu SYIN yang menempati huruf KAF dalam pengucapan seperti Alaika
dibaca Alaisya, Minka dibaca Minsya , Alaikasy dan Minkasy,
juga Lughoh Syad bani Tamim seperti AN-AN-AH yaitu Ain yang menempati Hamzah
seperti An dibaca ‘An dll.
Imam Asyub Assiyihtani
mengatakan terkait dalam firman Ilaa Bilisanin Qoumihi(Ibrahim Ayat 4) bahwa
lughoh yang dimaksud semua lughoh arab secara kseeluruhan.
Abu Syamah menyatakan
bahwa jika demikian maka apa yang dikatakan Ibnu Qutaibah tidaklah tepat.
Beliau melanjutkan
bahwa perkataan Sohabat Umar dan Sohabat Utsman quran turun dengan Lughoh Quraisy
dan Mudhor itu berkaitan dengan awal-awal-qur’an turun, kemudian bangsa arab
diberikan kelonggaran untuk membaca dengan lughoh arab yang ada, Adapun untuk
non arab maka dianjurkan membaca dengan lughoh quraisy karena keutamaannya.
Berkata Abu
Syamah Sohabat Utsman mengisyaratkan berkaitan dengan awal turunnya quran
kemudian Allah Ta’ala memberikan kemudahan kepada manusia, maka dibolehkan
untuk membaca dengan lughoh arab yang ada, karena semua lughoh arab ini yang dimaksud Bilisanin Arobiyin
Mubinin.
3. Bahwa yang
dimaksud tujuh lughoh adalah Berkata Abu Alaa Al-Kahwazi Tujuh lughoh 5
diantaranya adalah Lughoh Hawazin, yaitu Said, Tsaqif, Kinanah, Hudzail,
Quraisy atau Tsaqif, Bani Saad Bin Bakr, Bani Nasr Bin Muawiyah, Bani Jusam, dan
dua lagi lughoh yang berada dibangsa arab, dan beliau berkata bahwa tujuh
lughoh semua lahir dari Quraisy.
Abu Qosim Al-Hudzali
berkata: 5 Lughoh Hawazin yaitu Said, Tsaqif, Qinananh, Hudzail dan Lughoh Quraisy
paling afdhol, demikian juga pendapat Imam Ibnu Abdil Bar.
Abu Ubaid Bin
Salam berkata Quraisy, Hudzail Tsaqif, Hawazin, Kinnanah, Tamim dan Yaman.
Berkata Abu Hatim
lughoh tertua Bani Hawazin yaitu Tsaqif, Bani Saad Bin Bakar, Bani Jusam, Bani
Nasr Bin Muawiyah ,dan lughoh ini lughoh khusus selain lughoh Robiah, Lughoh
Robiah dan Mudhor adalah lughoh yang mirip, dan lughoh paling bagus Lughoh Quraisy
kemudian lughoh-lughoh yang lahir dari Lughoh Mudhor.
Berkata Al-Kalaby,
Al-qur’an turun dengan 7 lughoh diantaranya lima dari Hawazin.
Berkata Abu Ubaid
Lughoh Tertua dari Hawazin yaitu Saad Bin Bakar, Jusam Bin Bakr, Nasr Bin
Muawiyah , Tasqif, dan ini adalah lughoh teratas Bani Hawazin. Dan ini yang
dikatakan Abu Amr Bin Alaa, lughoh paling fushah adalah Bani Hawazin, dan
paling rendah Lughoh Tamim dan Bani Darom, dan lughoh ini yang dibapakai tujuh
kabilah.
Pendapat lain
mengatakan bahwa yang dimaksud 7 lughoh adalah Kembali ke Lughoh Ka’bain: yaitu
Kaab Bin Quraisy, dan Kaab Bin Khuzaah, Abu Ubaid membawakan Riwayat dari Said
Bin Abi Urubah, dari Qotadah dari Sohabat Ibnu Abas. Berkata Abu Ubaid, Khuza’ah termasuk fushah
karena khuzaah tetangga quraisy jadi lughohnya sama atau Bani Khuza’ah mengambil
lughoh quraisy. Berkata Abu Syamah yang dimaksud Ka’bani adalah Kaab Bin Luay dari
Qurasy, dan Kaab Bin Amr dari Khuza’ah
Ibnu Athiyah menjelasakan
tentang hubungan ketujuh Bahasa ini, Asal Qobilah ini adalah suku quraisy kemudian Bani Saad Bin Bakr,
kerana nabi berasal dari suku quraiy disusui dikabilah Sa’ad dan tumbuh disana,
kemudian berlanjut dan berbaur kefasihan lughoh di Bani Kinanah,Hudzail,
Tsaqif, Khuzaah, Asad, Dhobah, kemudian suku-suku lain yang dekat dengan Makkah
Seperti Qois, Tamim. Dan dengan inilah quran diturunkan dan ini yang dimaksud al-qur’an
turun dengan tujuh huruf.dan diantara ksemua bahasa yang paling tinggi adalah
lughonya Suku Quraisy.wallahu a’lam
Imam At-Thohir
Bin Asyur dalam tafsirnya At-Tahrir Wat Tanwir mengutip pendapat Imam Suyuti yang
menukil dari Imam Abi Bakar Al-Wasitihi, bahwa lughoh arab lebih dari 50
lughoh, dan di al-quran banyak tersebut lughoh qobilah arab. Wallahu A’lam
Pendapat hampir
serupa juga dikemukakan oleh ulama lain
bahwa yang dimaksud 7 huruf adalah
lughoh yang kalimatnya atau lafadznya berbeda tetapi mempunyai makna yang sama,
seperti pendapatnya Sufyan Bin Uyainah, Imam Thohawi, Abdullah Bin Wahb, Imam
Ibnu Jari Ath Thobari, Imam Al Qurthubi, Ibnu Katsir, Dan Disandarkan Kepada
Imam Ibnu Abdil Bar, (akan dibahas pada pembahasan selanjutnya)