PENULISAN KALIMAT
()
Penulisan Kalimat ini
ditulis dengan “Taa” Maftuhaah ( ) dan “Taa’ Marbuthoh ().
Para
ulama berbeda pendapat, ada yang menggunakan huruf “”(Maftuhaah) dan ada
yang menggunakan “Taa” Marbuthoh ().
Dalam
Mukhtaasar Taabyin Bab Dzakara Rasmu Kalimatun ()
Ibnul
Ambari berkata ‘’dan setiap lafadz () dalam Firman Allah Subhaanaahu wata’alaa ) semua ditulis
dengan menggunakan huruf “” (Taa Marbuthoh) kecuali empat tempat, Penduduk Madinah menulisnya
dengan “Taa” (Maftuhaah) yaitu Pertaama
dalam surat Al-An’am ayat 116 dalam Mushaf Standard ayat (115) kalimat . Dan penulisannnya pun
sepakat demikian, perbedaannnya terletak pada cara membacanya, ada yang membaca
dengan Jama’ ada juga yang membaca dengan Mufrad, Kedua
dan Ketiga yaitu dalam surat yunus ayat ke-33 kalimat dan
ayat 96 kalimat dan
ke-empat dalam Surat Ghaafir ayat ke-5 dalam Mushaf Standard ayat ke-6 kalimat kalimat-kalimat
ini juga terjadi perbedaan dalam membaca,
ada yang membaca dengan cara Mufrad adapula yang membaca dengan cara Jama’
, Tetaapi secara qaidah juga hal ini tidak bisa dibaca dengan cara Jama’
kecuali huruf “Taa” nya di
tulis secara Maftuhaah ( )
seperti penulisan Assamaawaat dan yang semisal dengan kalimat-kalimat ini.
Pada
surat Al-A’raf ayat 137 Mushaf Standard
ayat ke-136 kalimat Kata () ditulis dengan “Taa” Marbuthoh atau “” hal
ini telah sepakat Mushaf-Mushaf yang beredar diwilayah Madinah, adapun
diwilayah Iraq penulisan kalimat ini sepakat menggunakan huruf “Taa” (Maftuhaah)
().berkata Imam Abu Dawud syaikh kami Imam Abu Amr Addani menyataakan bahwa dalam firman Allah setiap lafadz ( ) ditulis dengan satu cara penulisan, yaitu dengan “Haa” () kecuali pada satu tempat
yaitu pada surat Al-A’raf ayat
ayat 137 kalimat Pada
surat Al-A’raf ayat 137 Mushaf Standard
ayat ke-136 kalimat yaitu dengan
huruf “”(Maftuhaah) hal ini masyhur diwilayah Iraq, Imam Addani juga
mengataakan bahwa memang ditulis dengan 2 cara kalau dilihaat pada
masing-masing Amsoor atau wilayah Iraq dan Madinah, sementara Imam Al-Ghaazi
Ibnu Qois yang sama-sama dari Iraq dalam Hijaus-sunah menulis
dengan dengan huruf “Haa” () .
Dan
riwayat dari Mualli Al-Waraaq (Mualli Bin Isa) beliau berkataa, saya bertanya
kepada ‘Ashim tentang kalimatu , ‘Ashim berkata dalam
Al-Anam dengan “Taa” dan dalam Al-A’raf
dengan “Haa” . (Muhatasar
Attabyiin Hal 274-276)
Dalam
Al-Muqni Dijelaskan
Berkata
Imam Abu Amr Addani, dan setiap lafadz dalam
kitab Allah Azza wajjalla adalah dalam satu lafadz, yaitu ditulis dengan huruf “Ha”
kecuali satu huruf atau satu tempat yaitu dalam surat Al-A’raf ayat 137, karena semua mushaf-mushaf di
wilayah Iraq dengan huruf “Ta” (sepakat). sementara Imam Ghaazi Ibnu
Qois dalam kitabnya Hijaus-sunah menulis dengan “Ha”.sebagaimana
Mushaf-mushaf yang beredar diwilayah Madinah.
Adapun
dalam surat Al-An’am ayat 115 dan Yunus 33 dan 96 dan Ghaafir 6, maka saya
dapati bahwa pada kalimat yunus ayat 96
penduduk Iraq (Mushaf-Mushaf Mereka) menuliskan dengan “Ha”( ),
dan yang selainnya dengan “Ta” tanpa Alif sebelumnya. dan ke-empat
kalimat ini ada yang membaca dengan Jama’ dan ada juga dengan Mufrad.
Dan
bercerita kepada kami Ibnu Haaqaan berkata: berceritaa kepada kami Ahmad Al
Makki berkata, bercerita kepada saya, berkata bercerita kepada kami dengan
sanad dari Abi Darda’ bahwasannnya Huruf Kedua dalam Yunus(maksudnya ayat ke-96,
dalam Mushaaf Ahli Syaam di tulis dengan Alif dan “Ta”( dibaca Jama’).
Berkata
Imam Abu Amr, saya dapati bahwa penduduk Madinah (Mushaf Mereka) penulisan
kalimat menggunakan huruf “Ta” sesuai dengan qiroahnya (Jama’).
Dan
diriwyatkan dari Muhaammad bin Yahya dari Sulaiman Bin Abi Dawud dari Basar Bin
Umar dari Mually Bin Waraq, berkata saya bertanya kepada Ashim tentang Lafadz, ..maka ia berkata dalam
Al-An’am dengan “Taa” dan Al-‘Araf dengan “Haa”
Berkata
Muhammad Bin Isa dari Nashir bahwa penulisan 3 kalimat di Al-An’am ,di yunus (ayat ke-33) dan di
Ghafir semua ditulis dengan huruf “Ta”.ada juga perbedaan dalam Ghafir
ada yang memakai “Ta” dan juga “Ha”
Dan
riwayat dari Al-Ambari bahwa penulisan
kalimat dengan “Ta” Pada
Al- A’raf, pertama dari Yunus ( ayat ke-33) dan dalam surat Ghafir ayat 6 dan
selain itu dengan “Ha” termasuk yunus ayat-96.
Dan
pendapat mengatakan semua dengan “Ta” Termasuk yunus ayat ke-96 sebagaimana Mushaf Ahli Madinah.
Dan
riwayat lain dari Al-Yazidi bahwa kalmat pertama ynunus ( ayat ke-33 ) dan Ghaafir dengan “Ta’’.(Al-Muqni
Hal 491-495)
Dalam
mushaf wilayah Masyriq (Timur Tengah) penulisan Kalimat-kalimat ini ditulis
dengan huruf ‘’Taa’’() mengikuti Mushaf Wilayah Iraq sebagaimana di atas, dan
ditulis dengan “Ha”() sebagaimana mushaf wilayah Maghrib, hal ini sebagaiamana
pilihan Ibnu Qoodi (Lihat Al-Muqni
491, Mawariduuddomaan hal 36 (dalam Bait Syair) dan Kitab-Kitab
Syarah Al-Muqni Baik Dalilul Khairan Atau Samiruttalibin .)
Pembahasan
ini juga bisa dilihat di Tarjiih Wa Ta’lil Lirasmi Wadobtil Ba’do Kalimati
Tanziiil oleh ustad Dr. Ahmad Khalid Syukri pada halaman 253 .beliau
mengutip dari Muhtasar, Al Muqni dan
Dalilul Khairaan.
Mushaf
Standard Madinah Dan Mushaf Standard Kemenag
Dalam
penulisan lafadz … . Mushaf Madinah atau Kemenag Yang berbeda hanya pada satu
tempat yaitu Surat Yunus ayat yang ke-96 dalam Mushaf Standard Kemenag ditulis
dengan Huruf ‘’Ha’’ (), Sebagaimana
dalam Al-Muqni, Imam Addani justru menyatakan bahwa semua penulisan
lafadz … . didalam al-qur’an satu bentuk yaitu dengan huruf ‘’Ha’’ beliau hanya mengecualikan pada
surat Al-A’raf ayat 137, karena penduduk
Iraq menulisnya dengan huruf “Ta” dan juga Imam Ghaazi Bin Qais menulisnya
juga dengan huruf “Ha” sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dari
Imam Abu Amr Addani dan Imam Al-Ghaazi menulisnya dengan “Ha” dan
bahwasannnya Penduduk Madinah menulisnya juga dengan ‘’Ha’’ ,sebagaimana
riwayat Ghaazi dari Nafi’ Bin Abi Nuaim Al Madiniy.
Hal
ini juga seperti yang disampaikan Imam Abu Dawud beliau berkata: sebagimana
riwayat-riwayat yang ada yaitu dari Nafi Bin Abi Nuaim dia berkata penulisan
lafadz dalam Yunus ayat 33 dan Ghaafir
6 sepakat dengan “Ta” adapun yang berbeda adalah pada Yunus ayat yang
ke-96 , Mushaf Iraq menulisnya dengan
huruf “Ha”
Jadi
Mushaf Masyriq lafadz di tulis dengan “Ta”
sebagaimana Mushaf Madinah Mengikuti Mushaf yang ada diwilayah
Iraq kebanyakan, sementara yang menulis dengan “Ha” adalah mushaf
diwilayah Maghrib mengikuti Mushaf Wilayah Madinah (Hijaz) dan ini yang di pilih oleh Imam Al-Qoodi sebagaimana
di atas.
Imam
Abu Dawud merajihkan yang menulis dengan “Ha” sementara Imam Abu Amr
Ad-daani membolehkan kedua-duanya. Jadi yang menjadi perbedaan adalah antara yang
menulis dengan Ha() atau Ta () pada Al-‘Araf ayat 137 (136), Ghaafir
ayat 5 ( 6) dan Yunus ayat yang ke-96, pada Al-A’raf ayat 137 Imam Abu Dawud merajihkan
yang menulis dengan ‘’Ha’’ dan Imam
Abu Amr Addani membolehkan kedua-duanya, dengan “Ta” sebagaimana Mushaf Iraq,
hal ini juga diikuti oleh Imam Asy-Syatibi dan ini yang di praktekkkan pada
Mushaf Masyriq, dan yang menulis dengan “Ha” adalah Mushaf Ahli Maghrib.
Sementara
Dalam Surat yunus ayat ke-96 dan Ghafir ayat 5 Mushaf Standard ayat (6) riwayat yang sampai dari Masohif-masohif yang
ada adalah di tulis dengan dan , yang menulis keduanya
dengan “Ta” karena adanya kemungkinan di baca dengan dua cara yaitu
tulisannnya menunjukkan isyarah, antara dibaca dengan Jama’ atau Mufrad,
sementara yang memakai huruf “Ha” dibaca dengan satu cara yaitu hanya dibaca
dengan Cara Mufrad. Wallahu A’lam.
Pada
surat Al-Anam ayat 116 (115) dan yunus 33 semua Mushaf dan Imam sepakat atas
penulisannnya dengan “Ta” hanya saja berbeda dari cara membacanya ada
yang dengan Jama’ dan ada yang dengan Mufrad.
Yunus
33,96, Al-An’am 115 dan Ghafir ayat 6 Kuffiyun
dan Imam Ya’qub membaca dengan cara Ifrad (Mufrad ) dan diikuti Imam
Ibnu Kasir dan Abu Amr selain Al-An’am ayat 115, dan imam–imam yang lain membacnya
dengan Jama’ Seperti Imam Nafi’ Ibnu Amir dan lainnnya, yang membaca
dengan Jama’ maka waqaf dengan “Ta’ dan yang membaca dengan Mufrad
maka wakaf dengan “Ha” atau bisa juga dengan “Ta” ( Tarjih
Wataliil Hal 253).
Catatan:
Mushaf Standard adalah Mushaf Cetakan yang berada ditangan kita saat ini, karena pada Rujukan Dalam Muhtasar ini, no ayat-nya kadang berbeda satu angka, dan dalam rujukan kitab ini Menggunakan standar Maghrib, sesuai Kitab rujukan cetakan aslinya jadi saya cantumkan sesuai dengan no ayat dalam kitabnya.